Coba-coba, siapa di sini yang baru pertengahan bulan sudah merasa kantong dompetnya ringan?
Apakah dompet Ultimafriens bolong atau diambil makhluk tak kasat mata?
Eits, menurut Reporter kayaknya enggak dua-duanya, ya. Hahaha, Ultimafriends pasti terkadang tanpa disadari sudah melakukan pemborosan!
“Wih skin hero baru nih! Top up diamond dulu ah.”
“Ih brand ini ngeluarin produk baru, shade ini kan yang paling dicari-cari. Beli dulu deh, nyesel belakangan.”
Tanpa disadari, aktivitas seperti ngopi santai di kafe, hangout di mall atau tempat hiburan, sampai ke belanja baju baru atau mainan baru menjadikan kita melakukan pemborosan. Faktanya, di dunia ini masih banyak lagi hal-hal yang menuntun kita pada impulsive buying.
Impulsive buying (Sumber: iStock) Apa itu impulsive buying? Seharusnya term ini sudah enggak asing lagi dong ya, Ultimafriends. Jadi, impulsive buying adalah kegiatan membeli di bawah tekanan sadar sehingga seseorang membeli di luar kontrol untuk menahan diri. Contohnya, seperti kita yang langsung membeli karena dipengaruhi iklan dari review produk di sosial media, diskon barang lucu, atau hal lainnya.
Hayo, jadi pernah kan diri kita melakukan impulsive buying? Walaupun sebenarnya setiap orang hanya ingin merasakan kebahagiaan atau euforia ketika memiliki sesuatu barang yang mereka inginkan sesaat. Namun, seringkali mengeluarkan uang untuk kegiatan impulsif justru menjadi sia-sia yang berujung ke penyesalan, loh.
Banyak yang salah mengartikan atau bahkan bingung membedakan membeli karena ingin dan membeli karena butuh. What you want is not always what you need.
Reporter punya solusi, nih, buat Ultimafriends yang bingung uangnya ke mana dan sudah habis di pertengahan bulan. Ultimafriends juga pasti bertanya-tanya, apakah ini sudah saatnya untuk frugal living atau belum?
Frugal living merupakan prinsip gaya hidup yang tidak berarti pelit tapi hemat karena tujuannya berfokus pada pengelolaan keuangan dan memprioritaskan kebutuhan hidup. Dengan kata lain, frugal living artinya meminimalisasi pengeluaran untuk menghindari pemborosan.
“Hah, bukannya frugal living itu untuk orang dewasa saja, ya?”
Dua orang yang sedang mengelola keuangan. (Sumber: BRI Life) Ultimafriends, faktanya frugal living juga sudah bisa diterapkan dari umur belum aktif bekerja, loh. Berikut di antaranya, simak, yuk, Ultimafriends!
1. Identifikasi pengeluaran yang tidak perlu
Contohnya bisa se-simple bikin kopi sendiri daripada beli secangkir kopi di luar sana yang harganya bisa mencapai 25-30 ribu dalam sekali pengeluaran. Ini juga merupakan salah satu alasan keuangan Ultimafriends tiba-tiba menipis. Kalau dalam sehari bisa 30 ribu untuk kopi dan dikali dengan 5 hari kerja, berarti seminggu Ultimafriends sudah mengeluarkan 150 ribu. Padahal, uang tersebut bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.
2. Gunakan barang semaksimal mungkin Barang-barang consumer goods, seperti baju, sepatu, dan tas bisa banget kalian pakai sampai benar-benar rusak, loh. Hal ini juga bisa membantu menghentikan fast-moving consumer goods yang sedang merajalela di industri konsumen.
3. Investasi jangka panjang Bukan investasi emas atau saham, melainkan sesederhana tentang kita yang membeli barang untuk kualitasnya. Harga lebih mahal sedikit dengan kualitas yang lebih baik bisa membantu kita untuk tidak membeli atau bahkan memperbaiki produk tersebut dalam jangka waktu singkat.
4. Pintar-pintar mencari harga Nah, ini adalah salah satu cara frugal living yang Reporter ikut terapkan, yaitu dengan pintar-pintar membandingkan harga produk di e-commerce. Selisih perbedaan 5-10 ribu plus dapat gratis ongkir, adalah sesuatu yang bisa menguntungkan pengeluaran kita, loh.
5. Buat laporan keuangan pribadi Cara yang ini memang rasanya kalau dipikir-pikir malas untuk dilakukan, ya, Ultimafriends. Namun, percaya, deh, ketika Ultimafriends mencatat pengeluaran dan memikirkan pengeluaran mana yang paling besar dan ke mana uang tersebut pergi, kalian pasti akan belajar untuk mengelola keuangan dengan bijak!